Sebenarnya sujud bukanlah sesuatu yang asing bagi kaum muslim karena dalam kehidupan sehari-hari kita adalah para pelaku sujud. Minimal 34 kali kita melakukan sujud kepada Allah Ta’ala dalam sehari semalam itu pun jika kita hanya melakukan shalat wajib saja dan akan lebih dari 34 kali jika kita menambahkan dengan shalat-shalat sunnah. Namun demikian tidak ada salahnya jika kita mengungkap kembali apa definisi dari Sujud itu.
Jika ditinjau dari sisi bahasa, as-sujud adalah masdar dari sajada. As-sujud bermakna at-tathamun, al-khudhu dan at-tadzallul (tunduk, khudhu’ atau merendahkan diri). Adapun menurut istilah sujud berarti “meletakkan dahi atau sebagiannya di atas bumi atau di atas apapun yang disentuh oleh dahi (berupa tempat yang diam dan kokoh) dengan tata cara yang khusus di dalam shalat.”
Menurut Ibnul Jauzi, secara bahasa, sujud adalah “merendahkan kepala meskipun dahi tidak menyentuh tanah dan setiap sesuatu yang rendah dan hina maka dia bersujud.”
Selanjutnya sujud ini digunakan ibarat dari sikap menghinakan dan menghambakan diri kepada Allah Ta’ala. Ia bersifat umum mencakup manusia, hewan, benda-benda mati dan lainnya. Sujud ini terbagi menjadi dua macam, yaitu:
- Sujud yang bersifat ikhtiyari (ada kebebasan untuk memilih). Sujud jenis ini hanya ada pada manusia dan orang yang melakukannya dibalas dengan pahala oleh Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman: “Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia).” [An-Najm (53):62] Yakni rendahkan dan hinakanlah diri kalian kepada-Nya.
- Sujud yang bersifat paksaan. Sujud ini berlaku bagi manusia, hewan dan tumbuhan.Allah Ta’ala berfirman: “Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari.” [Ar-Ra’d (13):15]
Ia adalah bukti yang bisu sekaligus berbicara yang memberikan peringatan bahwa mereka semua adalah makhluk yang diciptakan Allah Ta’ala Yang Maha Bijaksana. Adapun firman Allah Ta’ala: “Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri.” [An-Nahl (16):49]
Ibnul Jauzi mennyatakan bahwa menurut sebagian ahli tafsir, di dalam Al-Qur’an ada 3 pengertian sujud:
- Sujud Syar’i, yakni meletakkan dahi di atas bumi dan sebagai mana firman Allah Ta’ala dalam surat An-Naml. “Agar mereka tidak menyembah Allah yang mengeluarkan apa yang terpendam.” [An-Naml (27):25]
- Rukuk Syar’i sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam surat Al-Baqarah. “Dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud.” [Al-Baqarah (2):58]
- Tunduk dan menyerahkan diri secara total, sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam surat Ar-Rahman. “Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada-Nya.” [Ar-Rahman (55):4]
- Kabar ataupun pujian kepada orang yang bersujud.
- Perintah bersujud dan celaan kepada orang yang tidak mau bersujud.
Dalam kitab Zad Al-Masir, Ibnul Jauzi berkata tentang firman Allah Ta’ala: “Dan kepada Allah bersujud segala apa yang berada di langit.” As-Sajidun (para pelaku sujud) itu ada dua:
Pertama makhluk berakal, sujud mereka bernilai ibadah.
Kedua makhluk tidak berakal, sujud mereka merupakan penjelasan akan adanya pengaruh pemeliharaan Allah atasnya dan merupakan ketundukan yang menunjukkan bahwa ia adalah makhlik-Nya. Inilah pernyataan sekumpulan ulama.
Bagi para pembaca yang budiman, itulah sedikit definisi dari sujud serta macam-macamnya menurut ulama dan mufassirin. Semoga tulisan tentang definisi sujud ini berguna bagi anda para pembaca. Jika mungkin para pembaca memiliki referensi lain yang lebih baik silahkan menambahkan. Dan jika ada tulisan atau kata-kata yang salah silahkan kirimkan kritik dan sarannya dalam kolom komentar.
Karena kritik dan saran berguna untuk membangun blog ini lebih baik lagi.
Terima kasih.